Killing Time Selama Karantina Covid 19

By Yuniar Djafar - April 05, 2020



Gambar oleh Congerdesign-Pixabay 

Bismillah.


Mau bilang apa tentang makhluk Allah satu ini? Media berita daring dan luring sudah mengupas habis bahkan tak sedikit yang membolak-balikkan. Andai itu adalah potongan tempe mentah berbungkus daun pisang maka saat disajikan tempe tersebut sudah banyak gosongnya. Ini penyebabnya: setelah dilepas dari bungkusnya, dipotong-potong, dicelupkan ke bumbu, digoreng. Digorengnya terlalu lama dan api kompornya terlalu besar. Kalau disajikan sebagai tempe penyet maka di atas cobek yang nampak adalah tempe hancur hingga ke bulir-bulir kedelainya! Yang mendominasi adalah rasa pedas sambalnya.

Ya, Covid 19 ini memang, Subhanallah, suatu yang tak pernah terduga sebelumnya. Serasa tiba-tiba saja datang, menyerang dan amat sangat banyak yang tumbang karenanya. 

Penularannya yang sangat mudah, cepat dan masif benar-benar membuat banyak negara berantakan. 

Tidak lockdown tapi jalan-jalan ditutup, akses keluar masuk kota dipersulit, orang-orang dihalau untuk masuk rumah. Sampai kapan? Dijawab: 2 pekan tapi kemudian diperpanjang lalu ditambah lagi. Entah nanti akan diubah lagi atau tidak, tidak ada yang tau. Karenanya saat dalam grup whatsap teman SD ada yang mengirimkan candaan berikut saya pun tersenyum dan geli. Ah, ya, teman-teman masa kecil saya memang lucu-lucu dan itu tidak berubah hingga kini.




Tapi benar, dari hari-hari yang diiringi dengan #dirumahsaja, #stayathome, #wfh atau #workfromhome ini kita memperoleh sesuatu yang dulunya langka, yaitu waktu! Masa karantina akibat Covid 19 ini  memungkinkan kita untuk bisa berkumpul utuh dengan orang-orang serumah. Kalau dulu meski libur pun belum tentu bisa membuat seisi rumah bisa berkumpul dari pagi hingga malam, dari hari ke hari berikutnya. Mengapa? Karena liburnya bersifat parsial. Libur sekolah, anak-anak libur tapi tidak dengan orang tua. Libur hari besar pun demikian karena selalu ada alasan bagi orang rumah untuk keluar rumah melanjutkan separated needs masing-masing. Kalau sekarang semuanya musti di dalam rumah, titik. Bekerja, belajar bahkan belanja 😉 pun dari rumah. 

Berkah lain bekerja, belajar dari rumah adalah kita jadi leluasa dalam menjalankan, bahkan meningkatkan ibadah. Mestinya demikian. Tapi adakalanya sebaliknya, inilah jebakan itu.

"Dua nikmat, kebanyakan manusia tertipu dengan keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang. 
HR. Al-Bukhari.


Saat ini kita, alhamdulillah, sedang mendapatkan kelimpahan kedua nikmat itu. 
Dalam masa karantina yang cukup panjang ini semoga kita dihindarkan dari rasa suntuk karena tidak tau lagi harus melakukan apa, bingung cari-cari cara untuk killing time.  Bersih-bersih rumah sudah, mencoba-coba resep masakan baru sampek bosan..., baca-baca ini-itu sudah... Rebahan karena terlalu sering malah bikin badan pegal, lalu ngapain? 

Hayuk manfaatkan waktu luang yang panjang ini untuk meningkatkan pengetahuan agama... Belajar baca huruf hijaiyah bagi yang belum bisa atau melancarkannya jika sudah bisa. Kajian live streaming dari para ustadz saat ini sedang menjadi tren untuk menjangkau jamaah. Menarik untuk dicoba. Caranya? Bisa hubungi teman-teman yang biasa ikut kajian atau buka saja chanel youtube. Di sana akan banyak sekali kajian Islam yang kita bisa ikuti. Memperbaiki doa dan gerakan shalat yang selama ini mungkin kita lakukan hanya sekadarnya saja. Panduannya? Gampang, buka saja akun Yufid TV via youtube atau akun TV muslim lainnya. Sebenarnya masih banyak lagi yang bisa kita lakukan untuk menambah ilmu agama kita. Yang penting mulai saja dulu... 😊



























  • Share:

You Might Also Like

2 komentar

  1. Aku kebanyakan sih baca2 buku dan belajar masak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, yang penting membawa manfaat buat dunia & akhirat kita.

      Hapus