Website & Aplikasi Selama Full Di Rumah

By Yuniar Djafar - April 29, 2020


- Foto dari Pexels -


Bismillah.

PSBB di Surabaya dimulai hari Selasa, 27 April. Tapi yang terjadi malah sebaliknya. Kabarnya terjadi antrean panjang di pintu masuk kota Surabaya dari arah Sidoarjo, bundaran Waru. Bahkan disebutkan terjadi antrean hingga 15 km dari arah exit Tol Waru...! Subhanallah...  

Saya bisa bayangkan stresnya petugas dan pemerintahan kota Surabaya menghadapi hal ini. Kritik tak hanya terjadi di media sosial, di radio pun kabarnya ramai juga yang menyatakan hal itu. La hawla wa laa quwwata illa billah. Bukan bercanda kalau saya bilang: untung saya bukan walikota Surabaya! Mungkin pihak pemerintahan kota Surabaya dan yang terkait tidak menduga hal itu bisa terjadi. Begitu kejadian, maka tak pelak masyarakat "darat dan angkasa pun"--paham kan, ya, maksud saya?--tidak tinggal diam. Jadi pejabat saat ini kuping harus tebal, mental harus metal, ya. Kalau saya jelas gak sanggup, wis.... Huuu.... 😄

Tapi saya tau semua itu dari media sosial. Makanya saya bilang tadi: kabarnya. Sejak covid 19 masuk Indonesia ("secara resmi") saya sudah menahan diri untuk tidak keluar rumah. Bahkan jauh hari sebelum itu. Saat pemerintah masih membantah dan menyatakan Covid 19 tidak akan masuk ke negara kita saya sudah berjaga-jaga. Januari dan Februari merupakan saat terakhir saya "pergi jauh". Januari, saya harus mengantarkan ibu ke rumah sakit karena batuk. Februari berlanjut karena saya tertular dan batuk saya lebih parah sehingga saya harus dua kali ke dokter. "Semriwing" karena was-was rasanya selama di rumah sakit.  Tapi, mau bagaimana lagi... Tapi alhamdulillah'ala kulli hal kami sembuh. 

Sebelum Corona yang kemudian menjadi Covid 19, saya sering naik becak bertiga bersama ibu dan cucu untuk belanja ke pasar dekat rumah atau beli sarapan yang akan kami bawa pulang untuk sarapan bersama orang rumah. Ya, untuk "ngenggar-enggar ati" saya bilang. Bahasa Jawa artinya untuk bersenang-senang. Hihihi... Saya sejak dulu memang penggemar moda transportasi ini. Tidak menimbulkan polusi udara dan bisa merasakan hembusan angin dengan leluasa, itu alasan saya. Karenanya di rumah kami mempunyai tukang becak langganan. Jika kami membutuhkannya, tinggal pencet tombol ponsel, beres, becak akan datang.

Sejak Covid 19 santer dikabarkan telah masuk Jakarta saya benar-benar mengurung di rumah. Hobi berbecak ria pun berhenti. Sebenarnya kasihan juga karena becak langganan kami itu merupakan the last becak driver di sekitar rumah kami. Penumpangnya setianya ya, saya dan orang-orang rumah serta beberapa tetangga yang rata-rata usia lanjut. Karena sepi sudah sejak Maret, seingat saya, tukang becak langganan kami pun pamit pulang ke desa.

Selama "bleng" (full) di rumah, pada awal-awal saya masih aktif mengikuti berita tentang Covid 19 melalui televisi. Karena lama-lama merasakan "keseraman" saya akhirnya beralih mengikutinya melalui media sosial. (Ada yang tanya gak, apa bedanya ikuti berita via televisi dan media sosial? 😊). Lebih ringkes saja buat saya. Hihihi...

Instagram adalah pilihan pertama. Membaca majalah atau surat kabar adalah kegemaran saya sejak kecil. Dengan menggunakan instagram saya merasa lebih mudah untuk mengikuti beragam berita. Dari instagram saya juga bisa banyak dapatkan resep-resep masakan. Saya lebih suka mempraktikkan resep-resep baru yang terdapat di instagram. Tapi sejak Maret saya sudah tidak pernah coba resep baru. Capek, itulah alasan saya.

Whatsapp, saya pikir sudah biasa, ya. Saya terhubung dengan banyak keluarga yang tinggal jauh dan juga teman-teman melalui media sosial ini. 

Website yang sering saya ikuti ya punya Blogger Perempuan, 1m1c. Selebihnya adalah website majalah dan kantor berita dalam maupun luar negeri, tergantung berita atau bahasan yang saya butuhkan. 

Sejak ikut BPN 30 Days Ramadhan Challenge saya sering pakai aplikasi Canva atau April untuk hasilkan gambar atau ilustrasi. Ambil gambar dari Pixabay, Pexels lalu kalau tidak capek, saya olah lagi di Canva atau April. Kalau sudah capek ya, langsung tempel saja.

Kalian bagaimana? Samakah? 




















  • Share:

You Might Also Like

0 komentar