Bismillah.
Subhanallah, tak terasa hari-hari ini kita sudah di penghujung tahun 2020. Tujuh hari lagi, in sya Allah kita akan memasuki tahun 2021. Jika ada yang bertanya, "Apa yang kau harapkan dari perubahan tahun ini?" Saya jawab, "Usainya pandemi!"
Pandemi Corona ini nyaris menghabiskan tahun 2020 dengan kecemasan, kengerian, keterombang-ambingan. Di awal-awal masuknya virus ini saya sempat berharap Surabaya tidak separah ibu kota Jakarta. Alasan saya kota kelahiran saya ini tidak sepadat Jakarta. Ternyata saya naif, Surabaya ini bahkan sempat mengalami zona hitam. Entah zona apa sekarang, saya tidak peduli. Berita simpang siur, tarik ulur pemerintah daerah dan pusat, antara walikota dan gubernur, antara pemerintah provinsi dan kementrian kesehatan menurut saya hanya membuat bingung. Saya memutuskan untuk fokus lakukan doa dan upaya. Doa sebanyak-banyaknya, upaya sekuat-kuatnya untuk memakai masker, cuci tangan, jaga jarak dan menjaga imunitas tubuh.
Aduh, jadi ngomongin pandemi, ya..., padahal saya mau bahas perjalanan hijab 2020 jelang 2021. Hihihi...
Pandemi memang, subhanallah dahsyat... Eit, ngomongin pandemi lagi. Tapi tidak, tidak... Maksud saya begini, pandemi ini memang hebat sampai membuat segala sesuatunya berubah bahkan esktrem. Saya sempat menduga tren hijab pada 2020 ini salah satunya adalah bahwa hijab instan syar'i akan menjadi playful ternyata tidak terjadi. Saya contohkan saat itu dengan peluncuran desain hijab Sisesa pada awal tahun lalu. Klik ini, ya, buat yang ingin lebih jelas. Ya, Covid 19 membuat banyak orang berubah. Berubah bagaimana?
Hijab Siap Pakai (Instan)
1. Orang menjadi cenderung memilih yang sederhana dan lebih sederhana lagi.
Karena itu baik bergo atau khimar yang siap pakai semakin disukai.
Foto Koleksi Hijab Estyle |
2. Semakin rumahan.
Pandemi membuat orang fokus di rumah, lebih banyak melakukan kegiatan di rumah seperti bekerja, berkarya dan belajar di rumah. Tidak mengherankan mereka memutuskan untuk menggunakan hijab dengan panjang yang secukupnya untuk menutupi aurat. Dan hal ini terbawa hingga saat mereka ke luar rumah.
Foto Instagram @nenasabiqahijab |
3. Semakin ingin ringkas.
Tahun 2019 adalah puncak dominasi hijab berlapis, panjang beralun. Namun pemakaian hijab ini mengalami penurunan yang nampaknya signifikan pada tahun 2020. Saat ini penggunaan hijab berlapis masih ada namun biasanya maksimal dua lapis. Hijab dengan lapisan bahkan mencapai tiga, flowy dan panjang di tempat-tempat umum semakin jarang ditemukan. Ada sih, ada tapi sangat jauh berkurang. Bandingkan dengan yang terjadi pada tahun 2019 dan sebelumnya, orang-orang seperti berlomba memanjangkan bagian belakang hijab, bahkan ada yang hingga menyentuh betis.
4. Kemunculan hijab bertali ikat ke belakang yang tiba-tiba hype.
Hijab bertali belakang tiba-tiba muncul dan langsung menarik perhatian, terutama muslimah usia muda. Mereka yang berusia sekolah hingga dewasa muda nampak menikmati hal ini. Ini biasanya jamak dipakai untuk mukena tapi kini muncul pada hijab. Sebenarnya tidak praktis, ya, tapi mereka melihat ini bukan masalah. Tali yang menjuntai di belakang memang menghasilkan kesan ceria, mungkin ini yang membuat mereka enjoy. Bisa jadi hal ini pula yang menggerakkan label DOA miliki Dewi Sandra untuk hadirkan baiti series dengan dua ukuran regular dan full khimar (syar'i).
Foto Instagram @doa.indonesia |
5. Penggunaan bahan kain dan bahan stretchy menjadi berimbang.
Memang ada bahan kain yang stretchy tapi yang saya maksudkan sebagai bahan stretchy adalah bahan yang sepenuhnya mulur, atau full stretched. Bahan seperti ini sempat "habis" digeser oleh munculnya bahan kain--terutama kain dengan tekstur berpasir--bersamaan dengan maraknya model hijab yang ditasbihkan sebagai khimar oleh produsennya. Bahan jersey yang datang setelah penggunaan spandex pada era kejayaan bergo, saat ini ternyata kembali dipilih.
6. Hijab siap pakai polos vs hijab siap pakai motif.
Hijab siap pakai motif mulai dilirik pada sekitaran tahun 2015 hingga semakin menguat pada 2019. Saat pandemi semakin tidak terprediksi semakin banyak orang seperti kembali merasa nyaman mengenakan hijab polos.
Foto Instagram @hijabalilasemarang |
7. Hijab siap pakai dengan potongan (cutting) di leher tetap "tiarap".
Hijab yang dipelopori oleh label Rabbani dan booming pada tahun 2000 ini pernah "menyapu habis" model-model hijab sebelumnya. Nyaris saat itu hampir semua orang mengenakan hijab dengan pola dan potong di leher. Model hijab ini mulai surut dengan kehadiran hijab yang dinamai Hijab Syiria yang kemudian berlanjut bersama dengan kecerdasan yang dimiliki oleh label Sisesa hingga booming pada tahun 2015. Tahun 2020 menjadi tambahan tidur panjang untuk hijab dengan potongan di leher ini.
Sedangkan untuk hijab segi empat saya melihat tidak ada perubahan.
Hijab Segi Empat
1. Pemakaian hijab segi empat-kubus atau square tetap dipilih.
Orang-orang masih mengenakannya karena mereka masih membutuhkan penampilan simple chic untuk urusan pekerjaan atau acara yang bersifat formal-semi formal. Berkaitan dengan ukuran, sepertinya pemilihan ukuran 1.1m/1.15m lebih mendominasi dibandingkan ukuran lainnya yang lebih lebar. Mengenai motif atau poloskah yang lebih disukai, untuk jenis hijab ini sepertinya seimbang. Sedangkan trend motif tidak bisa ditandai kekhasannya dalam artian masing-masing produsen pemilik label memiliki kecenderungan tersendiri dan pasar tidak loyal dalam menentukan pilihannya berdasar kekhasan motif.
Pada tahun 2020 sempat muncul penawaran hijab segi empat-kubus berupa penyelesaian dengan teknik lasser cutting untuk tepi hijab. Meski sempat mendapat respon positif, penyelesaian teknik laser ini tidak sampai booming.
2. Pashmina stagnan.
Masih ada yang mengenakan pashmina, yaitu hijab dengan bentuk empat persegi panjang, baik dengan model yang siap pakai ataupun tidak tapi bila dibandingkan dengan pemakai hijab square, pemakai pashmina masih jauh di bawahnya. Uniknya para pemakai pashmina ini nyaris tidak ada yang memilih pashmina motif.
Apakah semua yang saya sebutkan di atas ini akan terus berlangsung pada 2021? Kuncinya ada pada pandemi. Jika pandemi masih terus berlangsung sepertinya tren hijab yang terjadi pada 2020 berpeluang untuk berlanjut pada 2021. Akankah kehadiran vaksin yang saat ini jadi bahan pembicaraan, berpengaruh pada tren hijab 2021? Let's see.
Wallahu a'lam.