Memaafkan

By Yuniar Djafar - Mei 27, 2020


- Photo by Adrianna Calvo from Pexels -


Bismillah.

Dalam hidup ini kita tidak pernah serta merta selalu mendapatkan yang kita inginkan. Bahkan bagi para pecinta damai mereka tidak bisa menjamin dirinya sendiri  bebas, tidak terlibat peperangan. Orang yang kita sayangi setulus hati dengan banyak pengorbanan bisa saja suatu saat berbalik menjadi musuh dalam selimut. Tak ada yang menginginkannya terjadi, tapi ada suatu masa kita tidak bisa memilih situasi, selalu ada saatnya kita "dipaksa" keadaan berhadapan dengan rasa tidak nyaman, dikhianati, ditipu, tertipu, dihina, terhina... Marah, sedih, sakit hati pasti akan menghampiri, mengundang air mata. Dalam akumulasi tertentu hal-hal seperti itu bisa melahirkan dendam... Dendam tidak hanya dimiliki wanita, pria pun sama. Dendam menghampiri siapa saja.


Apa yang terjadi saat kita memilih untuk menyimpan dendam?


1. Hati kita akan dipenuhi luka. 

Luka hati akan menghadirkan luka jiwa yang akhirnya akan menyeret raga kita untuk tersakiti, bukan sebaliknya. Ya, yang tersakiti adalah raga kita, bukan raga mereka yang menyakiti hati kita. Sakit kita jadi dobel... Just think about it!

Hati yang luka akan menutup peluang untuk menikmati ketenangan. Hati yang luka adalah lahan subur kegelisahan. Dan ini adalah jalan pintu masuk setan dalam menebar was-was (bisikan atau pikiran jahat). Kita semua tau setan selalu menginginkan kita sesat.

Iblis berkata, "Ya, Rabbku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka." Q.S Al-Hijr (15); 39-40.

Banyak bukan kasus kejahatan yang dilatar belakangi rasa dendam?


2. Dendam tidak pernah mengubah keadaan menjadi seperti yang kita inginkan.

 Segala sesuatu yang terjadi sesungguhnya merupakan ujian atau cobaan. 

"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami." Q.S Al-Anbinya (21); 35.


Memaafkan

Jika sudah demikian, mengapa kita tidak coba balikkan keadaan? Tantang diri sendiri, taklukkan ego dan ubah diri menjadi pribadi yang mudah memaafkan.



Gambar dari Pexels oleh Pixabay


Memaafkan hanya mampu dilakukan oleh orang yang tangguh, yaitu orang yang sabar karena memaafkan memang bukan perkara yang mudah.

"Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi  barangsiapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sungguh Dia tidak menyukai orang-orang zhalim." Q.S Asy-Syura (42); 40.

Selanjutnya dalam ayat ke 43, masih pada surat Asy-Syura, Allah menegaskan lagi, "Tetapi barangsiapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia."

"Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh." Q.S Al-A'raf; 199.

"Yang namanya kuat bukanlah dengan pandai bergelut. Yang disebut kuat adalah yang dapat menguasai dirinya ketika marah." HR. Bukhari no. 6114, Muslim no. 2609.

Semoga Allah karuniakan kita taufik dan hidayahNya hingga kita bisa menjadi seorang pemaaf, yang ringan memaafkan. Dia-lah dan hanya Dia Yang mampu membolak-balikkan hati.


💚 Ini adalah tulisan yang saya buat untuk menyemangati diri dan sebagai pengingat agar kesulitan saya menjadi kemudahan. Saya ingin menjadi hamba Allah yang mudah memaafkan. Semoga bermanfaat bagi kalian juga. 💚




















  • Share:

You Might Also Like

0 komentar