Diska Widya, Wonderful Woman From Bengkulu

By Yuniar Djafar - Agustus 09, 2019

Foto: Diskadaily

Danau dan perempuan, apa hubungannya? Kalau di Bengkulu ada hubungannya. Jangan sakiti hati perempuan. Karena bila itu terjadi maka bahayanya bisa menelan banyak korban. Itulah kisah yang mewarnai danau Dendam Tak Sudah.

Kisah tentang sepasang kekasih Esi Marliani dan Buyung merupakan awal legenda dari danau yang dari namanya saja sudah terbaca sangat dramatis, Dendam Tak Sudah.  Konon air danau ini adalah genangan air mata kesedihan Esi Marliani yang tak terhingga saat dikhianati oleh Buyung, sang kekasih. Buyung memutuskan untuk meninggalkan Esi karena terpikat oleh kecantikan Upik Leha, anak pak Lurah tetangga kampung. Padahal Esi Marlina dan Buyung pada awalnya adalah sepasang kekasih yang saling mencinta. Ya, orang tua Buyung memang telah menjodohkan Buyung dengan anak pak Lurah yang terkenal akan kecantikannya itu.  

Pada saat pasangan pengantin Buyung dan Upik Leha diarak keliling kampung sebagaimana adat setempat kala itu, kesedihan yang bercampur dendam membara pun memuncak hingga membuat Esi tak mampu menahan deraian air mata. Air matanya begitu deras hingga tanpa disadari lama kelamaan membanjiri seluruh kampung. Semuanya sudah terlambat sampai akhirnya kampung berikut seluruh penduduknya temasuk Esi dan pasangan pengantin pun tenggelam.

Itu adalah legenda timbulnya danau Dendam Tak Sudah. Pesan yang tersirat kita disuruh berhati-hati untuk menjaga hati atau perasaan diri sendiri mau pun orang lain. Karena hati yang terluka bila tak dijaga akan membuat celaka sang pemilik hati maupun pihak yang melukai bahkan bisa menyeret pihak yang sesungguhnya tak terlibat secara langsung, seperti Upik Marliani dan penduduk kampung lainnya ke dalam bahaya. 

Bengkulu memiliki kekayaan alam dan sejarah yang komplet. Danau Dendam Tak Sudah yang sesungguhnya merupakan sebuah dam yang dibangun oleh penjajah Belanda dan terbengkalai (karenanya disebut tak sudah atau tidak selesai) hanya satu dari rangkaian panjang kekayaan alam yang memukau di Bengkulu. Bersama kekayaan alam lainnya berupa banyak danau, sungai, taman hutan hujan tropis hingga kekayaan pantainya karena sisi barat propinsi ini berbatasan dengan Samudra Hindia menjadikan Bengkulu propinsi yang memiliki banyak tujuan wisata alam. Tak hanya itu Bengkulu juga memiliki wisata budaya dan sejarah. Di Bengkulu terdapat makam Sentot Ali Basyah, panglima perang Pangeran Dipanegara yang dikirim dari tanah Jawa sewaktu perang Padri di Bonjol. Dan di Bengkulu pula Bung Karno tinggal selama 4 tahun saat diasingkan oleh penjajah Belanda. Dari sinilah terukir kisah cinta beliau dengan seorang perempuan bernama Fatmawati, yang kelak menjalani tugas sejarah sebagai firs lady Indonesia. Dan perempuan Bengkulu pula lah yang menorehkan sejarah sebagai penjahit bendera pusaka Indonesia, yaitu beliau, Ibu Fatmawati.


Foto: Diskadaily


Lalu apa hubungan Diska dengan semua yang di atas? Hahaha... Let's see!

Dari Bengkulu, meet Diska! Dia tidak mewakili sosok Esi Marliani atau bahkan Upik Leha apalagi berperangai seperti Buyung. :). Diska juga bukan Ibu Fatmawati meski menaruh hormat yang sangat tinggi kepada beliau. Diska adalah Diska Widya Astuti, perempuan muda dari tanah Bengkulu. Meski masih sangat muda tapi dia sudah memiliki prinsip hidup yang menandakan kematangannya, 
"Dalam hidup ini hanya ada dua hal, yaitu suka dan duka. Kamu boleh merasakan keduanya tapi jangan lupa satu hal, semua akan berlalu."

Baginya hidup dan kehidupan seperti bumi yang terus berputar. "Sedih atau pun senang semua pasti akan berlalu. Karena tak ada yang abadi di dunia ini. Tak usah risau cuma karena kamu dikhianati. Semua pasti akan berbalik seiring bumi  terus berputar. Kamu tangguh, kamu pasti sanggup melewati semuanya." tulisnya sebagai caption pada instagramnya. Dahsyat!

Melalui novelnya Puan Perempuan, perempuan muda ini menggambarkan perjuangan seorang perempuan rantau, Juriah Jamhari. Diska memandang perempuan sebagaimana lelaki juga memiliki potensi melakukan kesalahan, bahkan mungkin yang bersifat fatal. Juriah Jamhari pun demikian. Tujuan perantauannya adalah mengejar cintanya yang pergi. Dari sinilah kisah terhampar. Namun apa pun keadaannya perempuan berhak untuk memperbaiki diri, bangkit meraih kehidupan yang lebih baik.  Berpegang pada kekuatan bahwa di dunia ini tempat ketidak abadian maka tokoh perempuan dalam novelnya yang memiliki panggilan Juju pun berhasil meraih impiannya meski harus melalui jalan berat dan terjal yang menghempaskannya hingga di titik nol. 

Ya, Diska Widya memang seorang penulis. Pengagum Andrea Hirata ini memiliki  dua buah novel yang telah published, Puan Perawan dan Tentang Rindu. Tulis menulis juga menjadikannya penulis naskah program Bingkai Wisata yang dikelola oleh tim ESATV yang bekerja sama dengan Pemerintah Propinsi Bengkulu.

Ilmu yang diperolehnya dari bangku kuliah Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Bengkulu memudahkannya menggeluti dunia komunikasi massa. Menjadi penyiar di sebuah radio swasta dan ada kalanya terlibat sebagai host atau pembawa acara pada event off air di kota Bengkulu telah menjadi bagian dari kegiatannya sehari-hari.


Foto: Diskadaily


Ketika ditanya tentang sosok yang menginspirasinya ternyata ada satu nama lagi selain Andrea Hirata, dialah Dian Pelangi! Diska memang menyebutkan fashion adalah salah satu passion-nya selain kecantikan dan tulis menulis. So, it's logic jika dia menyebut nama ini.

Dian Pelangi adalah sosok disainer muslim/modest fashion dan pengusaha fashion yang memulai debut karirnya di usia sangat muda, yaitu 18 tahun. Tak mengherankan jika Diska terinspirasi oleh nama ini. Sama-sama muda, kreatif dan tangguh. 

Itulah sebabnya bisa dipahami jika perempuan 21 tahun yang dari luar terkesan lembut tapi di dalam tangguh seperti baja ini menyebutkan mimpinya kelak adalah memiliki fashion boutique. Dan koleksi muslim fashion akan menjadi produk yang mengisi boutique-nya itu. Baginya pada yang tertutup terdapat kecantikan yang memancar. 

Dan untuk itu dia telah mempersiapkan diri. Andai kehidupan adalah mozaik maka Diska telah menata pecahan bingkai mozaik perjalanan hidupnya menjadi lukisan mimpi-mimpinya. Sederet penghargaan sebagai pemenang kontes keputrian telah diraihnya. Setiap tahun sejak tahun 2017 Diska meraih penghargaan dalam bidang ini. Dan yang terakhir adalah  Duta Bahari Propinsi Bengkulu 2019. Di tahun ini (2019) pula perempuan muda tangguh ini dikukuhkan sebagai Kader Inspiratif oleh PC IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) Bengkulu. Ma sya Allah, what a wonderful woman!

Want to know her more detail and personal? Here you can get closer:
Blog: https://diskawidya.com/
Instagram: https://www.instagram.com/diskadaily/?hl=id
Facebook: https://m.facebook.com/ika.diska.31?ref=bookmarks
Twitter:  https://mobile.twitter.com/diskadaily
























  • Share:

You Might Also Like

5 komentar

  1. MasyaAllah, captionnya keren abis "Dalam hidup ini hanya ada dua hal, yaitu suka dan duka. Kamu boleh merasakan keduanya tapi jangan lupa satu hal, semua akan berlalu." dan aku terharu :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallou Diska..., ada yang muji, nih... Semoga pujian ini tetap membuat Diska amalkan ilmu padi, ya... Terima kasih Via...

      Hapus
    2. Aamiin mbak, insyaallah mbak

      Hapus
  2. Aamiin dan Alhamdulillah, Hamdan wasyukurillah, diska suka banget mbak sama tulisannya, ya Allah jadi terharu, jadi pengen nangis

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hmm, ini yang namanya food suplement buat semangat menulis. Jazakillah khayra... Barakallahu fiik, Diska

      Hapus