Berteman, Dulu Dan Sekarang

By Yuniar Djafar - Agustus 08, 2019



Saya jarang banget bertemu langsung dengan teman-teman kuliah kecuali via Whatsapp. Kalau saya bilang teman kuliah maka yang saya maksud adalah teman sekelas saat kuliah dulu. Saya juga bukan termasuk aktivis dalam grup kampus. Tapi sesekali saya memang usahakan hadir jika ada undangan pertemuan saat segala sesuatunya memungkinkan. Terakhir adalah waktu wisata bertujuh ke Bali. Tapi, ya ampyuuun..., itu 6 tahun lalu! Hufft... :p


Dan Selasa lalu, 6 Agustus 2019 Allah mudahkan saya bertemu dengan mereka. Tapi kali ini kami bertemu di kota yang hanya berjarak tempuh tidak sampai 100 km dari Surabaya. Dekat, dekat saja... Malang! Sebenarnya ada 3 orang teman yang memiliki rumah di kota berhawa dingin ini tapi tau gak sih, di antara mereka ada yang baru ngeh kemarin, kalau sebenarnya mereka bertetangga? Bertetangga maksud saya itu mereka tinggal di kota yang sama dan kecamatan yang sama.  Dan parahnya mereka telah tinggal di kota ini 10 tahun! Sepuluh tahun baru tau kalau mereka bertetangga! Is, is, is...




Inilah hikmah atau manfaat reuni. Dan kami bersukur karenanya. Meski kali ini kami lagi-lagi cuma berdelapan dan perempuan semua saya merasakan keseruan pertemuan kali ini lebih kuat dibandingkan dengan saat di Bali. Mungkin saat di Bali dulu kami disibukkan dengan mobilitas dari satu tempat wisata ke tempat wisata lainnya. Sedangkan di Malang ini selain karena waktunya yang pendek kami memang cuma pengin kangen-kangenan saja. Automatically, kami hanya ngendon saja di rumah salah seorang teman,  berhaha hihi berdelapan. :)) Tapi sejujurnya ada hal lain yang membuat kami berdelapan kemarin merasa seperti didekatkan semakin dekat dari pada sebelumnya. 

Usia! Percayalah, age is matter. Saat pertemuan kemarin  kami semua sudah mulai memasuki 50+. Pada pertemuan kemarin itu entahlah, saya bener-bener feel free & enjoy. Beda dari yang dulu-dulu saat masih sering bertemu atau bahkan saat terakhir ketemuan, yaitu di Bali. Ngomong, ngobrol bisa apa adanya, tanpa beban. Kami relatif bisa lebih sabar menerima pemikiran yang berbeda di antara kami. Enaaak... aja masing-masing dari kami berbagi cerita. Lebih luwes dalam memilah masalah. Bahkan kami cenderung saling mencari titik temu. Tak ada sekat pekerjaan, jabatan atau apa pun di antara kami. Yaa..., memang betul kalau saya bilang, tanpa beban.  Karenanya kami serasa lebih lepas dan melebur pada pertemuan kali ini. 

Apa saja jadi enak dibahas. Tentang kesehatan, keluarga, bahkan second career dari teman-teman yang sebelumnya memutuskan pensiun dini. Semuanya mengalir. Masing-masing jadi seperti anggota keluarga dekat yang sudah lama tak bertemu. Saling support, sabar mendengarkan masing-masing bercerita bergantian.

Boleh kalau ada yang mengatakan itu karena efek kangen. Ya, kami memang kangen, sudah lama tidak bertemu meski masih sering chatt via grup Whatsapp. Tapi di grup aura pembicaraan atau "pertemuan" kami tidak pernah seperti waktu ketemu ini.





Ya, sudahlah, apa pun..., yang jelas sepulang dari pertemuan itu saya jadi pengin bertemu mereka lagi. Jika teman-teman masa muda bahkan masa kecil dahulu tersambung dalam kebaikan hingga di usia 50 tahunan bagi saya ini adalah gift yang luar biasa. Pada saat usia memasuki angka 50 teman bukan lagi mereka yang (hanya) dirindukan saat kita membutuhkan tempat curhat atau untuk ketawa-ketiwi di kafe. Meski kegiatan semacam itu sekali-dua masih dilakukan. Keluarga inti tetap menjadi sosok-sosok yang sangat handal tapi kehadiran teman tetap memberi warna yang berbeda dalam kehidupan. 

Teman yang baik bahkan nyaris seperti saudara yang menyuarakan dukungannya tak hanya melalui ucapan tapi bahkan melalui doa-doa rahasia yang dijamin mustajab. 
 “Sesungguhnya doa seorang muslim kepada saudaranya di saat saudaranya tidak mengetahuinya adalah doa yang mustajab (terkabulkan). Di sisi orang yang akan mendoakan saudaranya ini ada malaikat yang bertugas mengaminkan doanya. Tatkala dia mendoakan saudaranya dengan kebaikan, malaikat tersebut akan berkata: Aamiin. Engkau akan mendapatkan semisal dengan saudaramu tadi.” (HR. Muslim, no. 2733)
Semoga saya dan teman-teman kemarin termasuk ke dalam golongan orang yang mustajab doanya karena dalam diam dan rahasia kami saling mendoakan bagi kebaikan masing-masing. Aamiin.







  • Share:

You Might Also Like

0 komentar