6 Hal Remeh Tapi Menyenangkan Bagi Oang Tua

By Yuniar Djafar - Agustus 29, 2019

Foto: www.pixabay.com

Mau bilang apa, ya? Yang besar selalu berawal dari yang kecil? Jangan remehkan hal-hal kecil? Atau, sebenarnya tidak ada yang remeh? Boleh, boleh... Ketiga-tiganya boleh. 

Merawat orang tua ada banyak cara karena kehidupan orang tua juga luas. Banyak hal yang bisa dilakukan. Hal yang mungkin remeh dan bisa jadi telah menjadi keseharian kita. Menemani mereka dalam kegiatan sehari-hari, siapa pun bisa melakukannya.  Menemani mereka adalah membersamai mereka. Inilah maksud saya. Berikut adalah catatan kegiatan saya bersama Ibu yang saya yakin siapa pun bisa melakukannya. Ya, kegiatan remeh bersama Ibu saya yang sudah memasuki usia 80 tahun. Saya harap semoga 6 hal remeh ini bisa menginspirasi siapa pun yang saat ini sedang memiliki amanah yang sama dengan saya, menemani orang tua. Note: ini adalah sekedar contoh yang saya dan Ibu saya lakukan. Selebihnya tentu teknisnya bisa disesuaikan dengan keadaan orang tua dan Anda pribadi, ya. Melalui tulisan ini saya cuma ingin bilang bahwa menyenangkan orang tua itu bisa dimulai dengan melakukan hal yang remeh bagi kita namun buat orang tua (in sya Allah) hal ini bisa membuat mereka senang. 

1. Bareng-bareng ngaji.
Setiap Jum'at pagi saya selalu berusaha membersamai Ibu saya untuk membaca Q.S Al Kahfi. Awal mengajak beliau pada kegiatan ini saya tidak yakin beliau akan meresponnya dengan baik karena beliau setiap pagi sudah mempunyai "jadual rutin". Ternyata saya berprasangka buruk. Ibu saya merespon dengan senang ajakan saya. Tetapi Ibu saya lebih senang membaca sendiri. Jadi kami sama-sama membaca Q.S Al Kahfi tapi di kamar masing-masing. Jadilah setiap Jum'at saya selalu berusaha mengingatkannya untuk ini. Bahkan jika saya lupa dan beliau membaca sendiri tanpa saya ingatkan beliau akan membuka pintu kamar dengan wajah gembira mengatakan, "Aku wis maca surat Al Kahfi." Artinya, aku sudah membaca surat Al Kahfi.

2. Menemani dalam "project" beliau. 
Masih di hari Jum'at. Hampir setiap Jum'at Ibu membagi-bagikan nasi bungkus. Tidak banyak, yang sering sekitar 10 bungkus. Biasanya beliau masak dan siapkan sendiri nasi-nasi bungkus itu. Saya hanya membersamai beliau saat membagikannya. Dengan naik becak kami membagi-bagikannya kepada para tukang becak di sekitar rumah kami.

Mengapa tukang becak? "Kasihan, sekarang sangat jarang orang naik becak," begitu alasan beliau.

3. "Jalan-jalan". 
Istilah saja kalau disebut jalan-jalan. Yang bener sih, "becak-becakan" atau berbecak ria. Ibu saya senang bila ditemani belanja ke pasar naik becak. Sebenarnya ada penjual sayur di dekat rumah yang jaraknya bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Tapi memang berbelanja atau "jalan-jalan" dengan naik becak adalah hal yang bisa membuat wajah beliau berseri-seri. Bersukur kami memiliki tukang becak langganan yang mempunyai telepon selular. Jadi saat membutuhkan jasanya kami tinggal telpon saja. Alhamdulillah.

4. Menemani makan. 
Ibu sangat senang jika ditemani saat makan apalagi jika makannya di bawah, lesehan beramai-ramai. Sayangnya hal ini baru bisa dipenuhi saat liburan. Karena hanya pada saat liburan anak-cucu beliau baru bisa berkumpul ramai-ramai.

5. Shalat berjamaah. 
Ya, shalat berjamaah juga bisa menjadi bagian dari menemani. Di rumah saya yang mengambil posisi imam dan beliau makmum. Dan biasanya wanti-wanti beliau sebelum shalat dimulai adalah, "Sing banter yo, aku gak kerungu" artinya Ibu meminta supaya suara saya dikeraskan agar beliau bisa mendengar 😃.

6. Menonton televisi.
Sebenarnya ini adalah hal yang agak sulit bagi saya. Menemani menonton TV! "Singgasana" Ibu saya terhampar pada sebuah karpet merah di depan televisi. Singgasana itu adalah 2 boneka yang cukup besar ditumpuk lalu di atasnya masih ada 1 tumpukan lagi, yaitu sebuah bantal kecil. Dengan kepala di atas boneka-boneka dan bantal itu biasanya beliau tiduran sambil menonton televisi atau menonton televisi sembari tiduran, ya? Hehehe. Nah, ada kalanya beliau meminta ditemani tetapi jujur, saya jarang bisa bertahan lama menemani kegiatan ini. Mengapa? Karena volume televisi bisa mencapai 30 kalau sudah begitu... 😄😄😄 Hahaha...

Saya yakin Anda pun punya daftar tentang hal-hal seperti ini. Mari kita berdoa semoga kita bisa perpanjang daftar kita masing-masing. Setuju?





  • Share:

You Might Also Like

0 komentar