Menemani Orang Tua Memasuki Usia Lanjut

By Yuniar Djafar - Juli 22, 2019



Menemani orang tua yang memasuki usia lanjut membutuhkan banyak kesiapan. Ini adalah pemikiran saya sebagai anak yang biasa-biasa saja, ya...  Tapi saya yakin selalu ada sosok luar biasa yang menghadapi hal ini sebagai standar pencapaian tertinggi mereka sebagai anak. 

Saya selalu terinspirasi kisah yang kabarnya terjadi Timur Tengah. Kisah anak-anak yang memperebutkan hak merawat atas orang tua mereka hingga ke pengadilan. Mereka memperebutkan hal tersebut bukan karena adanya tambang kekayaan yang dimiliki oleh orang tua mereka tapi karena keinginan mereka untuk dapatkan ridla orang tua yang mengantarkan mereka pada ridla Allah. Dan hal itulah yang akan menjadi tambang kekayaan yang tak akan putus bagi mereka (anak-anak) di akhirat nanti. Tapi saya tau, saya belum bisa sampai pada tahapan itu. Saya adalah anak biasa yang mudah mengeluh dan mudah merasa terbebani. Tapi saya juga tau bahwa upaya menjadi seperti mereka memang harus dimulai. Sekecil apapun upaya itu harus dimulai sekarang.

Persiapan Spiritual dan Mental

Kesiapan utama dan pertama yang paling utama adalah kesiapan spiritual dan mental. Kemunduran fisik orang tua  membawa akibat yang cukup besar terhadap kemandirian mereka. Ini adalah hal yang menyedihkan. Saat itu terjadi sedangkan kita sebagai anak tidak memiliki kesiapan maka hal tersebut akan menjadi jebakan yang bisa menjatuhkan kita pada neraka dunia sebelum neraka akhirat. Naudzubillahi mindzalik, semoga kita dijauhkan dari hal demikian.

Saat lanjut usia maka orang tua membutuhkan dukungan dari anak-anak mereka. Kekuatan mereka jelas berkurang jauh, ingatan mulai banyak yang lepas sehingga mereka tidak mampu lagi menghadapi hal-hal yang bersifat kompleks. Saat inilah peran kita jadi berbalik. Kalau dulu mereka yang ngemong dan merawat maka saat ini kitalah yang menjalankan peran itu.  

Sesungguhnya sebagai muslim kita sudah memiliki standar dalam merawat orang tua. Dan ini adalah standarnya.

"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan engkau kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik." Q.S Al Israa (17);23.

"Dan rendahkanlah dirimu kepada keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, wahai Tuhanku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil." Q.S Al Israa;24.

Kesabaran adalah hal yang musti banyak ditimbun dalam merawat orang tua. Kemunduran fisik mereka mempengaruhi kejiwaan mereka. Ada kalanya orang tua tidak menyadari hal ini. Kadang mereka merasa masih tetap kuat sehingga ada kalanya mereka melakukan tindakan yang justru membahayakan kesehatan atau keselamatan mereka. Tetap ngotot mengendarai motor dengan alasan hanya menempuh jarak yang dekat padahal tungkai kaki mereka sudah mulai rapuh, misalnya. Atau dalam urusan makan, mereka tetap "bandel" mencocol sambal padahal lambung sudah mengalami gangguan...

Orang tua berusia lanjut biasanya tidak sabaran jika sedang menginginkan sesuatu. Seperti kita dulu waktu kecil, kalau menginginkan sesuatu maunya, "sakdeg-saknyet" (bahasa Jawa artinya seketika) maka demikianlah mereka sekarang. Kadang mereka berusaha memahami kesulitan anak-anaknya tapi karena ingatan yang sudah lemah biasanya mereka akan mengulangi, dan terus mengulanginya lagi sampai yang mereka inginkan terwujud.  

Pergi mengunjungi keluarga dan teman-teman adalah hal yang membahagiakan mereka. Karenanya siapkanlah diri untuk ini. Bersiaplah untuk menemani mereka beranjangsana atau mengantarkan mereka pada undangan yang mereka terima. 

Sesungguhnya setiap orang lanjut usia, sepanjang saya ketahui, merasa senang saat bertemu dan dikeilingi keluarga (anak, menantu,cucu). Karena itu jika kita bisa membangun kekompakan dengan saudara-saudara kita yang lain (kakak, adik dan kerabat lainnya) akan sangat baik sekali. Baik bagi orang tua maupun kita yang merawatnya. Orang tua bahagia dan terhibur, kita bisa rehat sejenak saat mereka ada. Artinya ajaklah mereka untuk bergantian melayani orang tua. Jika perlu buatlah jadual yang bisa disepakati bersama. 

Ya, kekompakan antar saudara ini penting sekali apalagi saat orang tua sudah benar-benar lemah, tidak berdaya sehingga semua aktivitasnya bergantung kepada orang lain. Saat seperti ini ketahan fisik kita biasanya akan terkuras. Karena itu seperti saya sampaikan di atas, kekompakan antar saudara bisa menjaga kita tetap fresh (lahir & batin).

Mengalami kelelahan saat merawat dan melayani orang tua yang berusia lanjut adalah hal yang wajar. Berkomunikasi dengan mereka yang memiliki masalah yang sama bisa menjadi pengobat lelah juga. Kalau rasa lelah sudah benar-benar memuncak refreshing keluar rumah untuk menikmati suasana baru sangat dibutuhkan. Untuk ini perlu seseorang yang bisa menggantikan peran kita dalam merawat dan menjaga orang tua untuk sementara waktu. 

Merawat orang tua memang bukan pekerjaan ringan. Allah menyiapkan hadiah yang juga tidak ringan untuk itu, sedangkan bila menyia-nyiakannya... Ah, semoga kita dijauhkan ya, dari yang demikian...

Dari Abu Darda Radliyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda: Orang tua adalah pintu surga paling tengah. Kalian bisa sia-siakan pintu itu atau kalian bisa menjaganya. HR. Ahmad 28276, Turmudzi 2022, Ibnu Majah 3794 dihasankan Syuaib al Arnauth.

"Sungguh terhina, sungguh terhina, dan sungguh terhina...," Ada yang bertanya, "Siapakah itu wahai Rasulullah?" Beliau bersabda, "(Sungguh hina)  seorang yang mendapati kedua orang tuanya yang masih hidup atau salah satu dari keduanya ketika mereka telah tua, namun justru ia tidak masuk surga. HR. Muslim no. 2551

Dan di saaat letih ada sebuah nasihat bijak dari Imam Ibnu Qayyim Rahimahullah, "Tidaklah surga itu dicapai kecuali dengan merasa keletihan" . 



























  • Share:

You Might Also Like

4 komentar

  1. MasyaAllah, terimakasih sudah mengingatkan mba, semoga saya mampu merawat orang tua nanti dengan sebaik-baiknya untuk meraih ridho Allah, aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin Ya Rabbal'alamin.. Terima kasih, Via...

      Hapus
  2. Jazakillah khayran "Eni" Yuniar Djafar, sdh lama mengenalmu tp membaca tulisanmu membuat air mataku menitik jg. Smg Allah kuatkan kita utk meraih pintu surga yg paling tengah, kawan....aamiin...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin... Duh, kamu rek... Mesti bikin gara-gara duluan. Jadi pengin mewek karena kamu nulis seperti itu.

      Hapus