Penata Gaya

By Yuniar Djafar - Juli 20, 2019

Menata gaya bagi saya merupakan profesi terselubung (Is, is, is..., terselubung, ya? Hahaha...). Saya mengenal dunia ini pertama  kali  saat diajak teman yang ditugasi mengelola sebuah rubrik pada majalah muslim yang baru dirintis. Dia mengajak saya untuk menemani dalam foto sesi busana muslim anak. Saya hanya mengamati saja.  Sejujurnya saya tidak suka arahan gayanya pada saat itu. Saya sampaikan hal itu secara langsung kepada teman saya. Dengan jujur saya bilang, "Itu tidak natural. Terlalu mainstream."
Anak berdiri berkacak pinggang atau anak berdiri dengan kedua jari telunjuk di pipi... Aah, tipikal sekali dengan gaya foto jaman dulu, duluuuu sekali...

Beberapa tahun berikutnya selepas kuliah saya mendirikan usaha besama teman. Saya dipercaya mengelola divisi busana muslim. Sudah menjadi takdir Allah saat itu kami masih tersambung dengan majalah muslim lokal tempat teman yang dulu mengajak menemani pemotretan. Mereka memang membutuhkan bahan untuk mengisi rubrik busana muslim secara berkala. Untuk busana muslim sasarannya anak-anak dan perempuan  dewasa. Maka saya comot keponakan, anak-anak/keponakan teman, anak-anak tetangga sebagai model. Untuk model dewasa saya ajak teman yang cantik dan senang difoto. Hahaha, cari yang gratis! 

Saya bebaskan mereka untuk apa adanya. Saya selalu minta fotografer untuk siaga supaya dapat menangkap momen terbaik mereka dengan pas. Saya ajak anak-anak itu berjalan, sedikit berlari atau kalau capek saya biarkan mereka sesuka mereka. Tapi di awal saat bertemu dengan mereka saya coba dekati dengan satukan gelombang pemikiran. Ihh, syereem... Enggak, kok... Maksud saya hanya mencoba membaca suasana hati mereka dengan mengajak bicara dan bercerita. 😃 

Yang agak susah adalah saat memasangkan anak-anak itu dengan teman (perempuan dewasa) yang notabene belum mereka kenal. Terus musti berperan sebagai Ibu dan Anak pula!

Kejamnya ada anak yang komen, "Gak mau, (hanya) mamaku yang cantik!" Tapi bersukur teman saya orangnya sabar. Dengan telaten dia dekati anak itu dengan kata-kata lemah lembut. Alhamdulillah akhirnya dapat juga momen mereka berdua tersenyum "ikhlas" saling menerima peran "mama tiri dan anak tiri".. Hahaha... 

Menjalankan UMKM  memang melelahkan dan menguras otak. Anggaran mepet, keterbatasan pengetahuan dan SDM adalah keseharian. Tapi kita bisa dapatkan blessing in disguise: kita berkembang tanpa kita sadari. Tantangan demi tantanganlah yang mengasah kita menjadi demikian. 

Demikianlah, urusan menata gaya masih terus menempel pada pundak karena memang usaha yang saya tekuni dalam bidang busana. Jadi ceritanya saya keluar dari joinan dengan teman-teman lama. Saya mencoba mandiri di awalnya sampai kemudian bertemu dengan teman baru yang bergabung hingga jadilah yang (hingga) sekarang Etima Fashion.

Menata gaya anak kembali saya harus lakoni. Ah, di mana-mana, semua pekerjaan pasti ada susah dan senangnya kan? Begitu juga kali ini. Dari tiga anak yang jadi model, ada 1 orang yang memang belum pernah dekat. Hanya beberapa kali bertemu saat saya ke salon muslimah milik mamanya. Di studio sang anak maunya menempel terus pada sang mama. Akhirnya untuk memancing sekaligus menenangkan saya mulai dengan 2 anak yang memang sudah kenal dengan saya. Saya bujuk lagi masih belum mau. Tapi saya tetap ajak bicara sembari mengarahkan yang 2 itu. Nah, pas dia mau ekspresinya kaku, belum bisa cair waktu digabungkan bertiga karena memang ultimate goalnya bertiga. Maka saya awali dengan pengambilan dia sendirian. Beberapa kali pengambilan sendirian lumayan hasilnya.



foto: Dok. Estyle



Foto: Dok. Estyle


Saya pun mulai memutar otak menggabungkan 3 anak ini agar bisa cair. Mulailah saya ajak mereka berjoget yang targetnya agar body language mereka bisa luwes dan lentur. Ilmu ini saya dapat melalui yuotube (terima kasih youtube). Persis seperti guru TK, saya ajak lompat-lompat tertawa lebar sampai saya musti pakai wig badut... :(( Haduhh, rek sorone... !



Foto: Dok. Estyle


Alhamdulillah, luega rasanya saat mereka mulai cair dan mulai bisa tertawa-tawa bersama. Hasilnya? Alhamdulillah bisalah masuk... Gugur sudah kewajiban saya dengan berakhirnya pemotretan dengan tema Imitating itu. Tapi sampai di rumah badan saya super gempoor. Ampuun...




Foto: Dok. Estyle








  • Share:

You Might Also Like

0 komentar