Lidah Yang Berubah

By Yuniar Djafar - Oktober 28, 2019

Gambar oleh Congerdesign dari Pixabay


Bismillah...

Andai judul tulisan ini menjadi judul sebuah film sepertinya asyik, ya? Hahaha... Ada kan, judul film yang ada kata lidah-nya? Oh, Aruna dan lidahnya! Tadinya saya kira Lidah Aruna. Terbalik ternyata. 

Tapi ini bukan resensi atau sinopsis film itu. Sama-sama tentang lidah tapi berbeda bahasan. Ini tentang pengalaman saya mengamati perubahan orang usia lanjut di sekitar saya. Ada kesalahan saya dalam menyikapi perubahan yang mereka alami dan saya menyesali hal ini. Saya berharap hal itu tidak terjadi pada Anda. Karenanya ketika saya temukan artikel ringkas tapi padat dari www.medlineplus.gov saya benar-benar bersukur karena ini bisa menjelaskan perubahan yang terjadi pada orang-orang usia lanjut sehingga (semoga) saya berharap hal ini bisa memperbaiki saya dan Anda dalam menyempurnakan bakti kita kepada orang tua.

Dan karena rasa yang dihasilkan lidah berhubungan dengan bau maka indera pencium juga termasuk dalam bahasan kali ini.

Proses menua mempengaruhi banyak hal. Semua indera yang kita miliki bakal berubah, mengalami penurunan fungsi, demikian juga indera pengecap atau perasa dan indera penciuman kita. 

Sensasi rasa sesungguhnya bekerja bersama dengan sensasi bau atau aroma. Dalam banyak hal rasa berhubungan dengan bau. 

Lidah memiliki 10.000 (sepuluhribu) kuncup perasa atau taste buds. Kuncup perasa ini terhubung ke otak oleh serabut saraf. Unsur-unsur makanan yang menyentuh lidah dikenali  oleh kuncup perasa yang selanjutnya mengirimkan sinyal saraf ke otak.

Wilayah atau area tertentu pada lidah lebih peka untuk rasa-rasa tertentu seperti manis, asin, asam, pahit atau umami. Umami adalah sebuah rasa yang  berhubungan dengan makanan yang mengandung glutamate, seperti yang terdapat pada MSG (Monosodium Glutamate). Dalam pengertian awam, umami merujuk pada rasa gurih. Seringkali sensasi rasa yang dihasilkan merupakan perpaduan dari rasa-rasa tersebut. 

Bau dan rasa berperan dalam kenyamanan dan keamanan kita. Makanan yang lezat dan aroma yang menyenangkan dapat mengembangkan interaksi sosial dan kenikmatan hidup. Bau dan rasa juga bisa memberitau kita akan adanya bahaya seperti makanan busuk, gas dan asap.

Jumlah kuncup perasa seiring bertambahnya usia akan mengalami penurunan. Selain itu kuncup perasa juga akan mengkerut. Kepekaan dalam merasakan juga akan menurun sejak usia 60 tahun. Menuanya usia juga diikuti dengan turunnya produksi air liur. Hal tersebut menjadikan mulut kita kering yang mempengaruhi kepekaan kita dalam merasakan sesuatu melalui lidah kita. 

Daya indera penciuman kita juga akan menurun, terutama setelah usia 70 tahun. Hal ini mungkin berkaitan dengan hilangnya ujung saraf dan berkurangnya produksi lendir pada hidung. Lendir membantu aroma untuk tetap tinggal di hidung cukup lama sehingga bisa dikenali (dideteksi) oleh ujung saraf. Itu juga membantu menyingkirkan aroma dari ujung saraf. 

Hal-hal tertentu juga bisa mempercepat kehilangan kemampuan merasakan dan daya penciuman kita. Antara lain penyakit, merokok, paparan unsur-unsur berbahaya di udara...

Penurunan kemampuan merasakan dan daya penciuman bisa mengurangi selera dan kenikmatan kita terhadap makanan. Kita juga bisa dalam bahaya bila kita tidak mampu membaui aroma seperti gas alam atau asap kebakaran.

Penurunan kemampuan merasakan dan daya cium tidak bisa disepelekan karena itu sebaiknya segera ditangani dengan menghubungi orang-orang yang tepat. 

Jadi jika bapak-ibu, nenek-kakek kita selera makannya menurun mungkin mereka sedang mengalami proses tersebut di atas. 
Atau jika mereka sering komplain masakan di rumah kurang asin, hambar atau asam bisa jadi itu pengaruh proses tersebut. So, sabar saja, yaaa... Sebab kondisi ini bakalan menjadi sesuatu yang tak bisa dihindari saat kita mendampingi mereka melewati hari. Jika tidak, emosi kita bisa terpancing  karena merasa tidak dihargai atau dianggap tidak becus memasak. Kalau mereka komplain kurang ini, kurang itu maka yang musti kita tambah adalah kesabaran ini dan kesabaran itu. 

Dan awasi, karena bisa jadi mereka tidak bisa merasakan makanan kegemaran mereka sudah basi atau kadaluwarsa. Kalau dibiarkan tentu hal ini akan mempengaruhi kesehatan mereka. 

Kalau saya tuliskan ini bukan berarti saya sudah sempurna, ya... Saya tuliskan ini sebagai pengingat diri sendiri dan untuk terapi kesabaran saya.


Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih dan saling menasehati dalam mentaati kebenaran dan kesabaran. Q.S Al-Ashr (103); 1-3.

















  • Share:

You Might Also Like

0 komentar