Korban, Siapakah? Pertanyaan atas Pernyataan Aktor DS

By Yuniar Djafar - Juni 06, 2020

- Design taken from Canva -


Bismillah.

Di tengah sikap sebagian masyarakat yang gamang terhadap keputusan pemerintah untuk membangun normal baru, sebuah kabar mengejutkan menyeruak. Seorang pekerja dunia hiburan tertangkap sebagai penyalah guna narkoba. Kali ini yang tertangkap adalah aktor dengan inisial DS. Mengutip www.brilio.net saya membaca bahwa dia mengakui secara rutin mengkonsumsi obat terlarang jenis ganja. 

Usai penangkapan sang aktor mengeluarkan pernyataan, 
"Saya, memang betul saya pemakai, saya memang ketergantungan, saya salah. Saya bukan orang jahat, saya bukan pengedar, saya bukan penipu, saya bukan kriminal, saya korban. Saya ingin sembuh, saya ingin segera pulang kembali ke rumah saya, ketemu dengan keluarga saya..."

Melalui akun Kompas TV di youtube saya menyimak hal itu. Saya terdiam dengan perasaan prihatin mendengar pengakuan bahwa dia bukan orang jahat, bahwa dia bukan pengedar, bukan penipu,  bukan kriminal..." tetapi saat dia sebutkan, "saya korban" hati saya terusik dan gusar.


Photo by Gerd Altmann dari Pixabay in Canva


Korban. Apakah korban itu? Jika dia korban siapa pelakunya? 

Saya adalah anggota masyarakat biasa, tidak mempunyai keilmuan dalam bidang hukum. Korban dalam pemahaman saya sebagai awam adalah pihak yang ditimpa perbuatan jahat. Kalaupun dia melakukan (perbuatan buruk atau jahat) itu karena dipaksa, terpaksa oleh pelaku kejahatan. Dia melakukan perbuatan itu di bawah ancaman. Karena itu dia tidak bisa dipersalahkan sehingga dia harus dibebaskan dari akibat hukum atau hukuman. Korban adalah pihak yang harus dilindungi.

Siapakah yang memaksa DS mengkonsumsi ganja (secara rutin, pula)? Siapa? 

Sulit buat saya untuk temukan jawabannya. Meninggalkan pertanyaan itu adalah lebih baik. Biarlah pertanyaan itu tetap menjadi pertanyaan. Apa pun yang terjadi setiap manusia pasti akan menuai akibat perbuatannya. 

"Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)." Q.S Asy-Syura (42); 30.

Dari berita tersebut saya temukan ibrah (pelajaran) bahwa sungguh setiap manusia akan diberikan ujian. Dalam kasus ini mungkin DS melakukan kejahatan narkoba (mengkonsumsi ganja) itu sebagai cara dia menjawab ujian yang dihadapinya. 

"Tiap-tiap yang berjiwa kan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan yang sebenar-benarnya. Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan." Q.S Al Anbiya (21); 35. 

Manusia adalah tempat salah. Salah melangkah dalam menjawab ujian hidup pasti pernah dilakukan oleh setiap manusia. 

"Setiap anak Adam pasti berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang bertaubat." H.R Ibnu Maajah no. 4241, dihasankan oleh Syaikh Al-Abani. 

Ali bin Abi Thalib-radliyallahu 'anhu-mengatakan, "Tidaklah musibah tersebut turun melainkan karena dosa. Oleh karena itu, tidaklah bisa musibah tersebut hilang melainkan dengan taubat." (Al Jawabul Kaafi, hal. 87)

DS bukanlah siapa-siapa saya. Andai saya berteman dengannya maka yang paling melegakan saya adalah pengakuannya bahwa dia salah. Titik. Artinya dia menyadari bahwa yang dilakukannya adalah salah. Saya juga menerima pernyataannya bahwa dia bukan orang jahat dalam artian bahwa dia bukan pengedar, bukan penipu. Tapi saya akan melupakan pernyataannya bahwa dia adalah korban. Ucapan bahwa dia korban hanya akan mementahkan semua pengakuan dan rasa bersalahnya. Saya ingin dia lebih kuat dan tidak pernah mengatakan lagi bahwa dia adalah korban. Sebuah kenyataan yang pahit, memang. Tapi saya yakin kepahitan ini akan menguatkannya dalam memperbaiki diri.

Selebihnya saya akan sekuat tenaga mendoakan dan mengingatkannya untuk mendekat kepada-Nya dengan taubatan nasuha. Saya yakin kejadian ini akan membuatnya menjadi pribadi yang lebih baik. 

Saya akan sampaikan padanya  hal ini untuknya,

"Sungguh Allah lebih bergembira dengan taubat hambaNya tatkala bertaubat kepadaNya, daripada gembiranya salah seorang dari kalian yang bersama tunggangannya di padang pasir tiba-tiba tunggangannya tersebut hilang padahal makanan dan minuman (perbekalan safarnya) berada di tunggangan tersebut. Ia pun telah putus asa dari tunggangannya tersebut, lalu ia pun mendatangi sebuah pohon lalu berbaring di bawah pohon tersebut (menunggu ajal menjemputnya-keterangan dari penulis). Tatkala ia sedang demikian tiba-tiba tunggangannya muncul kembali dan masih ada perbekalannya, maka iapun segera memegang tali kekang tunggangannya, lalu ia berkata: Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah hambaku dan aku adalah tuhanmu. Ia salah berucap karena sangat bergembiranya." HR. Muslim no. 2747.

Engkau masih mempunyai sebaik-baik masa depan, DS, yaitu surga.

"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabb-mu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." Q.S At-Tahriim (66); 8.

Sebuah ungkapan Arab berbunyi, Shadiqaka man shadaqaka laa man shaddaqaka.

"Sahabat sejatimu adalah yang senantiasa jujur (kalau salah diingatkan), bukan yang senantiasa membenarkanmu."












Sumber:

www.rumaysho.com

www.almanhaj.or.id

www.firanda.com

www.muslim.or.id





  • Share:

You Might Also Like

0 komentar