Makeover Pribadi, Lahir Batin, Luar Dalam

By Yuniar Djafar - November 15, 2019

Foto Pixabay

Bismillah.

Yang saya tuliskan berikut ini adalah tulisan dari seseorang yang saya kagumi, Santi Soekanto. Tulisan yang beliau susun saat  menjalankan amanah sebagai pemimpin redaksi majalah Aulia. Majalah yang bagus banget visi dan misinya, yang sayang akhirnya memutuskan untuk tidak terbit lagi. Alhamdulillah tulisan ini telah mendapat ijin beliau untuk saya tuliskan buat Anda semua.

Berapa usia Anda?

Kalimat tanya yang sesungguhnya biasa-biasa saja, sekedar menanyakan sebuah fakta. Kalau dilontarkan dalam situasi tertentu -- misalnya, di rumah sakit atau di tempat kursus malam -- pertanyaan itu pun mungkin akan dianggap biasa dan segera mendapatkan jawaban yang tepat. 

Namun bila dilontarkan dalam setting sosial lainnya -- di sebuah pesta, misalnya -- maka pertanyaan yang sama akan mengundang ketidak nyamanan. Terutama bila yang ditanya adalah seorang perempuan.
Banyak lo, perempuan yang tak suka ditanya usianya. Si penanya malahan dianggap tak peka, tak paham etiket atau bahkan tak sopan. Yang ditanya sering menutupi ketidak nyamanannya dengan balik bertanya dengan berbagai gaya, "Coba tebak berapa umur saya?"

Kalau si penanya menebak lebih maka masamlah wajah si perempuan itu. Tersinggung. Kalau si penanya menebak jauh di bawah usia sesungguhnya, berbinarlah wajah si perempuan diikuti dengan senyum tersipu, "Nggaaaak.., saya sudah tua!"
Kalau ada "pancingan" seperti itu maka tentu saja si lawan bicara akan menyebut dan berseru penuh kekaguman, "Wah, Anda awet muda sekali!" Semakin tersipu-sipulah si perempuan yang malu akan usianya itu.

Apalagi kalau si lawan bicara "menyempurnakan" sanjungannya dengan mengatakan, "Anda nampak jauh lebih muda daripada usia Anda dan Anda cantik!"

"Aaah...bisa saja!" jawab si perempuan yang merasa bangga dipuji cantik tanpa merasa bahwa sesunggunyalah dirinya cantik sempurna karena Allah menciptakannya -- tanpa dia ikut berperan sedikitpun untuk, misalnya, sekadar membentuk sehelai daun telinganya.

"Saya biasa-biasa saja, kok!" ujar si perempuan yang tak ingat bahwa tak ada yang biasa dari penciptaan seorang manusia. Siapakah yang bisa menciptakan seorang manusia? Hanya Allah.

Tapi kenapa si perempuan di atas malu ketika ditanya usianya? Karena dia hidup dalam lingkungan kebudayaan yang sangat mementingkan arti kemudaan seseorang. Yang mengaitkan usia muda dengan kecantikan fisik dan mengasosiasikan ketuaan dengan ketidak berdayaan, kelemahan, kejelekan, ketidak bergunaan. Dia hidup dalam masyarakat yang mengagumi dan menghargai kemudaan sehingga orang mau melakukan banya hal -- mulai dari operasi plastik sampai pergi ke dukun -- na'udzubillahi min dzalik -- demi mempertahankan penampilan mudanya.

Apakah usia?

Berapa usia Anda, Sahabat?

Mungkin 40 tahun? Atau 45 tahun? Atau mungkin 50, bahkan 55 tahun? Bila Anda sudah berusia segitu apakah Anda mulai merasa cemas pada anggapan bahwa Anda sudah tua? Anda khawatir karena usia Anda sudah tua maka Anda akan kehilangan banyak previlleges -- misalnya kekaguman orang lain -- yang dikaitkan dengan usia muda? 

Bila jawaban Anda, ya, cobalah tengok laman seorang fotografer Amerika bernama Rachel Sussman (www.rachelsussman.com) yang banyak memotret berbagai makhluk hidup ciptaan Allah subhanahu wa ta'ala yang berusia sangat,  sangat tua. Sussman mungkin bukan seorang Muslim tapi dia tampak sangat kagum pada berbagai makhluk yang tetap bertahan hidup entah sudah berapa zaman.
Termasuk yang dipotret Sussman adalah sejenis pohon sider di Jepang bernama Jomon Sugi di Yaku Shima, yang diperkiran sudah berumur antara 2180 - 7000 tahun. Pohon ini ada sejak masa sebelum Rasulullah shalallahu 'alayhi wa sallam hadir. 



Foto: www. japantravel.navitime.com


Ada lagi tumbuhan bernama La Llareta di gurun Atamaca di Chile yang kabarnya berumur 3000 tahun. Lalu pohon pinus berubah berbuah seperti duri tajam, yang dikenal dalam bahasa Inggris sebagai bristlecone pine dan ditemukan di kawasan White Mountains di California. Masih ada lagi sejenis tanaman yang disebut Welwitschia Mirabilis yang berumur 2000 tahun yang dipotret Sussman di gurun Namib Naukluft di Namibia.

Lalu ada sejenis bakteri, Siberian actinobacteria, yang dipotretnya dari Institut Neils Bohr di Kopenhagen yang kabarnya berumur 400 ribu sampai 600 ribu tahun!

Masih ada lagi berbagai jenis makhuk hidup ciptaan Allah Yang Abadi yang dipotret Sussman, termasuk pohon Box Huckleberry berusia 13.000 tahun di Perry Co, Pennsylvania di Amerika Serikat. Kalau sudah melihat keajaiban-keajaiban dunia yang difoto oleh Sussman itu maka kita akan menyadari sesuatu yang penting... 
Bukan, bukan bahwa "rasa usia" yang menyebabkan kita lalu tersadar, "Oh, ternyata aku masih sangat mudaaa..." Tapi bahwa Allah subhanahu wa ta'ala berbuat sekehendakNya, termasuk menetapkan ukuran umur manusia dan semua makhluk ciptaanNya.

Yang tak kalah penting adalah bahwa memandang gambar-gambar yang dibuat Sussman itu membuat kita berpikir: mengapa, misalnya, Allah mengizinkan bakteri dan pohon berumur sepanjang itu, sementara manusia hanya diizinkan hidup sebentar? Mungkin hanya 70 tahun?

Dalam hadits yang diriayatkan oleh Abu Hurairah radliyallahu 'anhu, Rasulullah shalallahu 'alayhi wa sallam pernah bersabda, "Umur umatku adalah antara 60tahun hingga 70 tahun. Sedikit dari mereka yang melebihi itu." (Shahih at- Turmudzy, Ibnu Majah, Ibnu Hibban al-Hakim)

Hadits yang serupa diriwayatkan oleh Anas radliyallahu 'anhu, hanya saja di situ Rasulullah shalallahu 'alayhi wa sallam bersabda, "Sedikit dari mereka yang mencapai 80 tahun." (Abu Ya'la dinilai shahih oleh Syaikh al-Abani di dalam kitabnya as-Silsilah as-Shahihah)
Menurut seorang 'alim dari Makkah, Hani bin Abdullah al-Jubair, yang dimaksud "umat" dalam hadits itu adalah umat dakwah sehingga mencakup muslim dan kafir.

Yang juga penting adalah memikirkan: Pada waktunya nanti kita harus mempertimbangkan setiap detik usia kita!

Bukankah Rasulullah shalallahu 'alayhi wa sallam pernah bersabda,"Tidak bergeser kaki seorang hamba dari hadapan Rabb-nya (di pengadilan akhirat) sampai dia ditanya tentang (beberapa) perkara. Tentang usianya dan untuk apa dia gunakan usianya itu. Tentang masa mudanya, dan bagaimana ia melewati masa mudanya. Tentang hartanya dan bagaimana memperolehnya dan ke mana dia infaqkan. Tentang ilmunya dan apa yang dia lakukan dengan ilmunya itu. H.R Turmudzy atau at-Tirmizi)

Kalau kita bayangkan bahwa pengadilan Allah bagi manusia pertama sampai manusia yang terakhir Dia ciptakan akan berlangsung selama 50 ribu tahun akhirat maka kita akan tersadar bahwa usia kita sungguh sangat, sangat muda.

Apalagi kalau kita ingat hadits Raulullah shalallahu 'alayhi wa sallam yang lainnya, "Para penghuni surga akan memasuki surga dalam bentuknya yang paling sempurna dan indah, dalam bentuk ayah mereka Adam 'alayhissalam yang Allah telah ciptakan dengan tanganNya sendiri dan Dia sempurnakan penciptaannya dan dia jadikan bentuknya indah. Siapa saja yang memasuki surg akan masuk dalam bentuk seperti Adam (yang diciptakan) setinggi 60 hasta (sekitar 30 meter)...pada usia yang prima kekuatan dan kemudaannya, yakni 33 tahun." (Al Bukhari dan Muslim)

Tidak penting sekali orang menilai kita muda atau sudah tua asalkan kita bisa memasuki surga dalam keadaan sempurna di usia prima kesehatan dan kemudaan kita yakni 33 tahun usia akhirat.



Photo by Lisa Fotios from Pexels




Apakah Kecantikan?

Adakah kata yang lebih menyakitkan di telinga kaum perempuan daripada ucapan "kamu tidak cantik","kamu jelek" atau "kamu tidak menarik"? Sahabat,  kita menghabiskan uang jutaan rupiah setiap tahunnya, uang yang tak selalu  kita peroleh dengan mudah, demi mendapatkan status "cantik" di mata manusia. 

Tak banyak perempuan yang tak ingin tampil cantik tapi yang tak kalah penting adalah menjadi cantik di surga, yang tak kalah cantiknya dengan perempuan-perempuan khusus penghuni surga alias bidadari yang disebut al Huur dan Hauraa (jamak). Mereka disebut dalam surah Al Waqi'ah ayat 22.

"Huuruun 'iin," demikian Allah menyebut bidadari. "Iin" artinya wanita yang mempunyai bola mata indah, cemerlang dan memesona, yang sanggup menggetarkan hati yang memandangnya.

Seperti apa sih, perempuan surga itu? Imam Al Qurthubi berkata di dalam kitab Al Ahkam: "Mereka (bidadari) itu bagian putih matanya sangat putih dan bagian hitamnya sangat hitam maka kita mengimani hal itu dengan keimanan yang mutlak yang tidak ditembus oleh keraguan ataupun kesangsian dan hal ini tertancap di inti aqidah kita."

Allah telah menjelaskan tentang surga di dalam kitabNya yang mulia dan apa-apa yang dijanjikan di dalamnya. Dia pun telah menerangkan keadaan surga dan para penghuninya di beberapa ayat dalam Al Qur'an, di antaranya:
"Di dalamnya ada mata air yang mengalir. Di dalamnya ada tahta-tahta yang ditinggikan. Dan gelas-gelas yang diletakkan. Dan bantal-bantal sandaran yang disusun. Dan permadani-permadani yang dihamparkan." (Al Qur'an surah Al Ghasiyah ayat 12 - 16)

"Dan bagi orang yang takut ketika bertemu dengan Rabbnya ada dua surga. Maka nikmat Allah mana lagi yang akan kalian dustakan? Kedua surga itu mempunyai pohon-pohon dan buah-buahan. Maka nikmat Allah yang mana lagikah yang akan kalian dustakan? Di dalam kedua surga itu ada dua mata air yang mengalir. Maka nikmat Allah yang mana lagikah yang akan kalian dustakan? Di dalam kedua surga itu ada segala macam buah-buahan yang berpasang-pasangan." (Al Qur'an surah Ar-Rahman: 55 ayat 46-52)

Rasulullah bersabda, "Jika sehelai saja dari rambut bidadari jatuh niscaya wanginya akan meliputi seluruh timur dan barat." (HR Al Bukhari dan Muslim)

Kita ingin cantik di dunia. Tapi kita lebih ingin cantik di surga.



Gambar oleh Ina Hoekstra dari Pixabay




The Ultimate Makeover

Karena obsesi lingkungan kita akan kecantikan dan kemudaan menyebabkan begitu banyak di antara kita yang terjatuh dalam kesia-siaan dan bahkan kebodohan -- operasi plastik dari yang murahan sampai sangat mahal, lalu berakhir dengan cacat -- karena ingin digolongkan cantik.

Ini tidak berarti kita tidak usah berusaha untuk menjadi seorang muslimah yang tampil menyenangkan di mata suami dan keluarganya. Sahabat, kita semua ingin menjadi "perhiasan terindah" sebagaimana diucapkan Rasulullahi shalallahu 'alayhi wa sallam: dunia adalah perhiasan dan sebaik-baiknya pehiasan adalah perempuan shalihah.

Di depan mat kita tersedia sebuah fasilitas terbaik untuk mentranformasi diri kita, me-makeover diri kita sehingga kita terlahir sebagai pribadi baru, pribadi muslimah yang cantik lahir dan batin, luar dan dalam.

The ultimate makeover alias makeover terhebat adalah mengikuti program yang disediakan Allah subhanahu wa ta'ala di setiap masa. Marilah makeover diri kita habis-habisan. Hati kita makeover dengan banyak beristighfar. Kita memohon perkenan Allah membersihkan najis-najis dosa yang melumuri hati kita.

Istighfar itu kita iringi dengan sikap tadharru' merendahkan diri di hadapan Allah, memperbanyak shalat dan memperbanyak membaca al Qur'an. Seluruh amal kita gantungkan kepada Allah saja, tanpa berharap perhatian dan balasan dari selain Allah.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar